Minyak mentah berjangka tergelincir ke bawah US$ 100/barel karena kekhawatiran resesi world dapat membuat keinginan minyak lesu.
Pada Kamis (7/7/2022) pukul 12.47 WIB harga minyak mentah tipe brent sempat turun ke US$ 98/barel sebelum akhirnya menguat 0,16% menjadi US$ 100,85/barel. Sedangkan yang tipe light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 98.73,75/barel, naik 0,2%.
“Minyak makin lama hancur bersama sedikit informasi baru perihal mengolah atau konsumsi,” kata Stephen Innes, Managing Partner SPI Asset Management.
“Tetap saja, bersama pedagang komoditas menjadi terlalu menjauhi risiko karena meningkatnya keinginan dan tetap kekhawatiran kebijakan Fed (AS), risiko utama resesi layaknya landasan di lebih kurang leher pasar.”
harga minyak mentah alami penurunan mencolok setelah raih level terendah didalam tiga bulan terakhir. Penurunan ini disebabkan atas kekhawatiran potensi resesi world yang membuat kekhawatiran perihal keinginan minyak.
baca juga: poker online
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 71 sen, menjadi 99,98 dollar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate alami penurunan 62 sen, yang menjadi 97,91 dollar AS per barel.
Perdagangan bergejolak, bersama kedua patokan minyak mentah melesat lebih berasal dari USD2 per barel di awal sesi, didorong kekhawatiran pasokan, dan anjlok lebih berasal dari USD4 per barel terhadap sesi terendahnya.
Minyak mentah berjangka terlalu fluktuatif selama sebagian bulan. Selasa, WTI melorot 8 % waktu Brent jatuh 9 % penurunan USD10,73 yang merupakan terbesar ketiga bagi kontrak tersebut sejak jadi diperdagangkan terhadap tahun 1988. Penurunan terbesarnya adalah USD16,84 terhadap Maret lalu.
Analis Goldman Sachs dan UBS menjelaskan harga minyak tersungkur karena kekhawatiran resesi.
UBS mengutip berbagai alasan, termasuk penurunan perdagangan minyak sebagai lindung nilai inflasi, dolar AS yang lebih kuat, hedge fund yang bereaksi terhadap momentum harga minyak negatif, lindung nilai produsen, dan kekhawatiran pembatasan mobilitas teranyar di China.
Dengan Federal Reserve diperkirakan terus tingkatkan suku bunga, open interestdi minyak berjangka WTI turun pekan lantas ke level terendah sejak Mei 2016 karena investor mengurangi aset berisiko.
Untuk minggu ini, Brent kehilangan 1,3 persen, waktu WTI naik 0,8 persen. Untuk Juni, kedua kontrak acuan sudah mengakhiri bulan lebih rendah untuk pertama kalinya sejak November.
Harga minyak naik terhadap Jumat (1/7/2022) biarpun rilis knowledge industri perlihatkan aktivitas manufaktur AS bulan lantas melambat lebih berasal dari yang diharapkan, tingkatkan bukti bahwa ekonomi negara itu mendingin karena Federal Reserve (Fed) memperketat kebijakan moneter.
Namun pasokan minyak mentah dan bahan bakar yang rendah membantu pasar minyak, bahkan disaat ekuitas merosot dan dolar AS, yang biasanya punya interaksi terbalik bersama minyak mentah naik.